Rhizobium sebagai Agensia Hayati
Melawan lupa. Diujung
kuliah dan untuk memenuhi tugas skripsi saya sedang tertarik-tertariknya dengan
bakteri pemacu pertumbuhan tanaman. Pokok pikiran saya saat itu bukan ke
bakterinya, tapi ke betapa dari hari-kehari tanah dieksplorasi produktivitasnya
dengan penggunaan pupuk sintesis yang memiliki banyak dampak negatif. Dampak negatif
tersebut berlawanan dengan goal dari sistem pertanian yang berkelanjutan. Sebagai
human yang membutuhkan pertanian untuk keberlangsungan hidup, saya dan beberapa
kawan saya melakukan eksperimen dengan mengisolasi bakteri tanah sebagai agen
hayati untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Disaat
teman-teman saya menggunakan tanah sebagai media eksplorasi bakteri, saya lebih
tertarik ke bintil akar tanaman kacang-kacangan. Kenapa? Didalam bintil akar tanaman
kacang-kacangan terdapat bakteri penambat nitrogen, yaitu Rhizobium. Fokus yang saya ambil adalah tanaman kacang-kacangan
liar di daerah Sumenep dengan kondisi lahan kering. Yang terpikirkan saat itu
adalah, pasti Rhizobium di daerah
ekstrem lebih tangguh dibandingkan dengan Rhizobium
yang berada di zona nyaman.
Rhizobium sendiri merupakan bakteri
tanah yang memiliki fungsi untuk menambat nitrogen bebas di udara. Keberhasilan
dari simbiosis antara tanaman kacang-kacangan dan bakteri Rhizobium ditandai dengan munculnya bintil akar tanaman. Warna
bintil akar juga menunjukan keefektifan Rhizobium
dalam menambat nitrogen. Warna merah jambu mendekati merah menunjukan bahwa Rhizobium sangat efektif dalam menambat
nitrogen bebas di udara. Sedangkan warna putih dan bening terindikasi kurang
efektif dalam menambat nitrogen bebas di udara. Nitrogen sendiri pada tanaman
berfungsi sebagai pembentuk protein, asam nukleat dan klorofil.
Eksplorasi di
Sumenep, saya mencoba mengambil sampel tanaman yang memiliki kondisi bintil
akar terbaik. Ukuran juga mempengaruhi dari jumlah bakteri yang akan diisolasi.
Tanaman yang sudah dibongkar ditaruh didalam plastik sampel dan di letakkan
didalam cool box agar kualitasnya tidak menurun saat diisolasi. Begitupun dengan
eksplorasi dengan media tanah. Dari eksplorasi ini saya mendaptkan 5 tanaman
kacang-kacangan liar yang setelah saya identifikasi bersama seorang bapak yang
ichikiwir (Ahahaha) di laboratorium dasar yaitu tanaman kelor (Moringa oleifera), Bunga telang (Clitoria ternatea), Putri malu (Mimosa pudica), tanaman delen (Peureria phaseoloides), siratro (Macroptilium lathyroides) dan Pohon weru
(Albizia procera).
Isolasi
dilakukan didalam laboratorium dengan kondisi yang steril. Baik steril
ruangannya, maupun alat-alat yang dipakainya. Sterilisasi alat berbahan plastik
dapat dilakukan dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121 derajat celcius,
tekanan 1 atm. Dan Untuk alat-alat dari kaca dapat menggunakan oven dengan suhu
180 derajat celcius selama 3 Jam. Isolasi dilakukan setelah bintil akar
disterilkan menggunakan larutan Sodium hypoclorit 1,5%. Media tanam bakteri
yang saya gunakan adalah YEMA (Yeast Ekstrak Mannitol Agar), karena media ini
selektif terhadap bakteri Rhizobium.
Yang memungkinkan hanya bakteri Rhizobium
yang tumbuh dalam media ini. Media ini dimiringkan didalam tabung reaksi untuk
selanjutnya dipakai untuk tanam zig-zag bakteri.
Isolasi dilakukan
dengan mengerus bintil akar didalam tabung reaksi dengan bantuan spatula dan
menambahkannya sedikit air. Setelah itu digunakan metode tanam zig-zag sesuai
prosedur diatas media agar miring dan diisolasi selama 2X24 Jam. Bakteri Rhizobium yang diisolasi memiliki
penampakan warna putih hingga putih susu, permukaan cembung dan memiliki
tekstur yang lengket. Untuk meyakinkan bahwa bakteri ini adalah Rhizobium selain dari morfologinya, saya
melakukan uji gram. Setelah melakukan uji gram, saya dapati kelima bakteri
tersebut dari 5 tanaman menunjukan bakteri gram negatif. Seperti yang
disebutkan, bahwa Rhizobium merupakan
bakteri gram negatif.
Tahap selanjutnya
saya melakukan serangkaian uji untuk menseleksi bakteri mana yang akan saya
inokulasikan ke tanaman kacang hijau berumur 1 HST (Hari Setelah Tanam). Uji
ini meliputi viabilitas bakteri, bakeri yang memiliki viabilitas terbaik pada
pH 6 dan 8 dalam media cair YEM (Yeast Ekstrak Mannitol), berarti yang akan
saya pakai untuk inokulan ke tanaman. untuk mengetahui viabilitasnya, saya
menggunakan spektrofotometer untuk mengetahui nilai transmisinya. Lalu dari
nilai transmisi, saya dapat mengetahui nilai OD (Optic Density) dari bakteri tersebut. Semakin tinggi OD, maka
semakin tinggi viabilitas dari bakteri.
Dari tes
tersebut saya menggunakan 4 isolat bakteri yang terpilih yaitu isolat dari
tanaman weru, puteri malu, kelor dan siratro. Isolat tersebut saya inokulasikan
ke tanaman kacang hijau berumur 1 minggu masing-masing tanaman dalam polybag
mendapatkan 1 mm cairan isolat sesuai perlakuan. And then, fantastic. Tanaman
kacang hijau yang saya bongkar setelah berumur 35 hari setelah tanam atau 28
hari setelah inokulasi terdapat bintil akar dan pertumbuhannya lebih baik
dibandingan dengan tanaman control (R0) tanpa diinokulasi isolat bakteri Rhizobium. Eksperimen ini tidak
dilakukan sampai kacang hijau panen, namun pertumbuhan tanaman yang cukup baik
dapat dijadikan alasan dan dasar bahwa hasil tanaman juga akan menjadi lebih
baik.
Terdapatnya 1 atau 2 bintil akar yang dihasilkan oleh tanaman kontrol diduga karena bakteri tanah yang masih lolos saat proses sterilisasi media tanam kacang hijau. Meskipun demikian, tanaman kontrol tidak menunjukan kondisi yang berarti. Bakteri Rhizobium dalam eksperimen ini berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah bintil akar, dan berat bintil akar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan agen hayati memiliki peluang yang bagus untuk dikembangkan di era globalisasi ini. Terlebih lagi dampak negatif dari berbagai macam pupuk sintesis telah dirasakan adanya. Pupuk sintesis boleh digunakan, tapi diimbangi dengan penggunaan secara bijak. Tetapi jika ada alternative yang lebih bagus, kenapa tidak? Selamat bereksperimen. Lebih lanjut dan lengkap bisa baca skripsi saya ya. Salam lestari.
Komentar
Posting Komentar