Unrequited Love


 Picture by: https://www.google.co.id/search?q=cinta+berpisah&safe=strict&hl=en&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjHhae6kuHfAhUMwI8KHbxkDSwQ_AUIDigB&biw=1292&bih=694#imgrc=7ICghaHcimhmsM:

Dear, Roman In Pity
Dan ketika semuanya sudah terlalu jauh berlalu, aku merindu. Setidaknya mungkin saja waktu itu aku bisa menahanmu untuk tidak pergi, menahan agar tidak ada kata-kata perpisahan dan membantah bahwa kita telah berpisah. Mungkin saat ini juga kita tidak menjadi dua individu yang masih memiliki rasa namun sama-sama tak punya jalan untuk kembali. Kita kebingungan untuk memulai obrolan, satu diantara kita berbohong untuk tak peduli dan satu lainnya berbohong bahwa dia acuh dan tak mau tahu.
Aku suka karena pada akhirnya kita kembali saling menanyakan perihal hati. Kau tanya bagaimana kabar hatiku, lalu aku mananyakan sebaliknya. Hati kita sama rindunya, aku ingin kembali, kamu pun begitu. Tapi seakan tidak tahu bagaimana kita harus saling menuju, kembali diantara kita merupakan takdir yang semu. Kita hanya berbalas hati lewat status. Meski pada akhirnya, dia yang menghianati cinta terlebih dahulu. Ku lihat dia telah memposisikan seseorang dihatinya lagi. lekas bahagia bersama kekasih barunya.
Hari-hari buruk aku lalui dengan kemunculan status bahagianya dengan kekasihnya di beranda facebookku. Nice, kita sempat bahagia bersama hingga tibanya perpisahan di sore itu. kemudian kita menjadi dua individu yang masih sama-sama mencintai tapi tidak tahu cara kembali hingga kau berhasil menemukan pengganti. Aku tersenyum, terkadang kuhabiskan waktuku untuk seharian memandangi ponsel hingga satu persatu statusmu silih berganti menghiasi layar ponselku.
Sebuah perjalanan panjang hingga suatu saat aku benar-benar bisa melupakanmu, tidak lagi menyentuh nomor ponselmu, tidak lagi ingin tahu tentang kehidupanmu. Sebuah usaha yang keras, termasuk dengan cara pura-pura move on. Jika kau dapati aku sedang tertawa lepas bersama sosok dewasa yang smart, dia adalah labuhanku untuk melampiaskan lara. Dia menghampiriku saat aku sedang kacau dibawah badai. Aku menerima uluran tangannya dan kita merasakan badai bersama dibawah halte.
Awalnya dia memang menjadi pelampiasan, aku pun juga berkata tidak memiliki perasaan apapun ke dia selain teman. Tapi aku mulai merasa sepi saat dia tidak menemani, merasa kebingungan saat dia tidak mengarahkan dan merasa ada yang kurang karena telah terbiasa bersama. Lantas aku beranikan diri untuk menerimanya. Aku menghabiskan hari-hari bersamanya, tertawa, marahan sebentar dan mulai bercerita banyak hal. Aku melihat dimensi dia sangat berbeda dengan seseorang di masa laluku. Dia lebih jelas dalam menyampaikan hatinya, dia lebih mengerti sifatku yang tidak ingin dikekang dan dia menjadi tersabar yang terus mengingatkanku ini dan itu. dengannya aku menjadi teratur.
Dan untuk dia dimasa laluku, aku benar-benar sudah tidak sedang mengikuti seluruh akun media sosialmu. Tentang bagaimana kabarmu atau bagaimana hubunganmu dengan dia. Tidak. Kita adalah dua lembar yang telah terpisah dan mempola hati masing-masing. Jika sewaktu diantara kita merindukan kenangan bersama, kenang saja, masa itu sudah tidak ada lagi. Aku dan segenap hatiku ingin berlalu, meski kau tahu, sangat sulit melupakanmu, pertama mengajarkanku cinta, pertama membuatku teramat peduli dan pertama membuatku mencintai diluar diri sendiri.
Zona kita telah menjadi masing-masing jalur yang berbahagia. Aku tak ingin mengusik hidupmu lagi. Aku tak ingin memaksamu untuk tinggal kembali, aku tak memaksamu untuk mencinta kembali, aku tak ingin, sedang kau sudah berkali-kali acuh. Aku sudah temukan puzzleku yang hilang. Dan kini aku tersadar, seberapa keras aku memaksamu untuk bersamaku, semua akan sia-sia, sebab kau bukan potongan puzzle yang kucari. Bukan potongan yang cocok untuk mengisi ruangku, bukan bagian dari kesempurnaanku. Kamu adalah bagian dari kesempurnaan lukisan lain yang sekadar mampir untuk bersua dan mengembara. Selamat malam, selamat melupakan, jangan merindu, menyatu dengan bingkaimu.

Bangkalan, 09 Januari 2019

Indah Yuliati

Komentar

Postingan Populer